Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang senantiasa melimpahkan rahmat dan nikmatNYA sehingga pada hari ini sabtu 27 April 2019 saya dapat menjadi bagian dari peserta wisuda ke-77 Unissula Semarang yang dihelat di Auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang dan sekaligus menandai selesainya pendidikan strata 2 yang saya tempuh di kampus dengan tagline Bismillah membangun generasi khaira ummah ini.
Berkesempatan melihat langsung dari jarak dekat sosok Gus Solah (KH.Sholahudin Wahid) yang sama sekali sebelumnya tidak terbersit dalam fikiran dan angan, namun inilah kehidupan acapkali kita tidak dapat menduga dan dan menerka apa yang akan terjadi pada diri kita. Berada pada barisan kursi wisudawan paling depan, membuat saya nyaman dan dapat begitu jelas melihat bagaimana Gus Solah memaparkan orasi ilmiahnya tentang kondisi Indonesia dalam realistis dan optimistis akan kemajuan bangsa ini.
Memberikan pandangan mendalam tentang proses pemilu dan munculnya kembali ketegangan antara Islam dan Indonesia, menjadi bagian awal orasi ilmiah yang beliau papaprkan seraya memberikan ucapan selamat kepada rakyat Indonesia yang telah menyelesaikan tahapan pemilu dengan relatif baik meskipun masih ada kekuarangan di sana sini yang harus diperbaiki Semoga suasana tidak nyaman dalam kampanye dapat kita akhiri dan proses islah bisa dipercepat semoga kedua calon dapat menahan diri dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi kelompok dan golongan.
“Kita harus belajar dr situasi tidak menyenangkan dari situasi selama delapan bulan terakhir. Baru kali ini kita mengalami situasi pemilu tidak nyaman seperti ini. Kita harus bisa menganalis apa penyebab situasi ini. Yang saya amati situasi itu timbul karena hadirnya kembali ketegangan antara Islam dan Indonesia. Ketegangan itu pernah hadir ketika NU, Muhammadiyah dan ormas ormas Islam lain serta partai Islam masih menghendaki Islam menjadi dasar negara ketegangan itu sirna ketika ormas ormas Islam menerima asas Pancasila pada tahun 1984. Dan kentuan hukum Islam diakomodasi dalam sejumlah UU dan peraturan Presiden. Ketegangan yang kini berlangsung berawal dari pernyataan Basuki Cahaya Purnama yang dianggap menghina Islam.” Ungkap Gus Solah.
Oleh karena itu, Gus Solah meminta masyarakat Indonesia bisa menahan diri dan berstatemen. “Kedepan kita semua harus menghindari pernyataan pernyataan atau sikap politik yang bisa memunculkan kembali ketegangan Islam dan Indonesia. Keterpaduan Islam dan Indonesia jangan diganggu lagi dengan pernyataan atau sikap politik yang bisa mengganggu”.
Kondisi kualitas dan mutu perguruan tinggi di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara di kawasan asia dan internasional juga tak luput dari pandangan dan pemaparan beliau, dimana kualiatas perguruan tinggi dan mutu lulusan pendidikan di Indonesia masih kalah dengan negara asia lainya, singapura contohnya.
Diakhir pemaparanya pengasuh Ponpes Tebu Ireng yang sekaligus Rektor Universitas Hasyim Asy'ari Jombang tersebut menyampaikan pesan penyemangat kepada para hadirin dan wisudawan untuk terus meningkatkan kompetensi dan mutu pendidikan dengan tetap memandang realistis sumber daya Indonesia dan tetap optimis bahwa negara lebih khusus pendidikan di indonesia akan menjadi lebih baik._Pak Lativi.
Posting Komentar untuk "Orasi Ilmiah Gus Solah pada Wisuda ke-77 Unissula Semarang"